Tono suka ikut Bapak memancing. Biasanya
berangkat sore hari, pulang menjelang malam. Berdua memancing di rawa tak jauh
dari rumahnya. Tono dan Bapak memancing setiap tiga hari sekali.
Ini hari Senin, jam tiga sore.
Tono sudah pulang sejak jam dua tadi, sedangkan Bapak baru saja pulang kerja.
“Bagaimana, Ton. Hari ini
sudah siap membawa pulang banyak ikan?” tanya Bapak.
Tono mengangguk semangat, “Tentu
saja, Pak. Aku sudah menyiapkan kail yang bisa menangkap mujahir besar,” sahut Tono.
“Oke. Kamu siap-siap, Bapak
makan dulu. Selesai, langsung kita berangkat, ya,” kata Bapak sambil mengambil
piring, lalu menuju meja makan.
Tak lama kemudian, Bapak dan Tono
sudah di atas motor, berpamitan pada Ibu, siap berangkat.
Tono sangat bersemangat hari
ini. Penasaran, karena terakhir kali memancing, ikan besar yang sudah memakan
umpannya, lepas. Kail yang dipasang di jorannya kurang besar. “Semoga hari ini
mendapat tangkapan besar,” gumamnya.
Sesampai di tempat pemacingan,
Tono segera mencari tempat yang sekiranya nyaman dan banyak ikan. Karena sudah
terbiasa memancing, Tono sudah tahu cara memasang umpan, melempar joran dan
mengangkatnya ketika ada ikan yang memakan umpannya. Dia bisa melakukan
semuanya sendiri.
“Hati-hati ya, Ton. Jangan
terlalu jauh dan pilih tempat yang stabil,” Bapak tetap mengingatkan. Karena
kadang duduk di bambu yang rapuh bisa jatuh atau terpeleset, tercebur ke rawa.
Bisa bahaya meskipun bisa berenang. Karena dasar rawa berlumpur dan penuh
ganggang, jadi tidak tahu kedalaman rawa, atau bisa saja terjerat ganggang.
Sekitar satu jam menunggu,
umpan Tono beberapa kali sudah dimakan, tapi ikan yang didapat kecil-kecil. Tono
melepasnya. Angin sepoi-sepoi bertiup agak kencang. Tono setengah mengantuk
ketika ada seseorang menyapanya.
“Halo, aku pernah melihatmu beberapa
kali. Kamu juga suka ikut bapakmu memancing?” tanya seorang anak yang kira-kira
sebaya Tono.
Tono mengangguk, “Aku juga
pernah melihatmu. Aku Tono, nama kamu siapa?” Tono langsung memperkenalkan diri.
Senang rasanya dapat kawan sebaya di tempat memancing.
“Aku Budi. Sudah dapat banyak
ikan? Boleh aku mengambil tempat di dekatmu?” tanya Budi yang disambut anggukan
kepala Tono. Tak lama mereka berdua langsung menjadi akrab. Berbicara tentang memancing,
tentang sekolah, dan tentang lain-lainnya.
“Ternyata kita berdua sering
memancing, tapi ketemunya hanya sesekali saja. Kamu berapa hari sekali
memancing?” tanya Tono.
“Aku memancing tiap lima hari
sekali. Kalau kamu?”
“Aku setiap tiga hari sekali.
Ikut jadwal Bapak, sih,” sahut Tono. “Oh, kalau gitu kita bisa menghitung kapan
kita akan ketemu lagi.”
“Oiya, betul. Seperti soal
matematika di sekolah, ya. Tono memancing tiap tiga hari sekali, Budi memancing
tiap lima hari sekali. Jika mereka memancing bersama hari Senin, 8 September
2025, kapan mereka akan memancing bersama lagi?” Langsung Budi meniru guru yang
membacakan soal di depan kelas.
Tono tertawa melihat ulah Budi. “Baik kalo gitu
aku jawab, ya. Kita cari dulu faktor prima dari tiga dan lima. Untuk 3 faktor
primanya 3, sedangkan 5 faktor primanya 5.” Tono berhenti sebentar sambil
membayangkan hitungan di kepalanya.
Budi memperhatikan Tono sambil
sesekali melirik ke kambangan-nya.
“Lalu cari nilai KPK-nya. KPK
adalah Kelipatan Persekutuan Terkecil. KPK = 3 x 5 = 15. Jadi Tono dan Budi
akan bertemu lima belas hari lagi. Kalau sekarang hari Senin, 8 September 2025,
maka lima belas hari lagi akan jatuh pada hari Selasa, 23 September 2025.” Tono
menjawab sambil pura-pura menerangkan.
“Wah, cepat betul hitunganmu.
Keren.” Budi mengangkat satu jempolnya ke arah Tono. “Siplah kalau gitu, kita
jadi tahu kapan akan memancing bersama lagi. Lain kali kita bawa camilan dan
ngobrol seru lagi, ya,” kata Budi bersemangat.
“Wah, jadi tidak sabar menunggu
lima belas hari lagi, hehehe…”
“Eh, eh, itu pelampungmu
tenggelam,” kata Budi sambil menunjuk pelampung Tono.
Tono segera menarik jorannya,
“Yak, kena. Eh, punyamu juga!”
Budi juga berhasil menangkap
seekor ikan mujahir sebesar tiga jari.
Wah, seru sekali dapat teman
memancing.
**SELESAI**
No comments:
Post a Comment