Search This Blog

> Belajar Matematika dan Sains Menyenangkan

Wednesday, January 26, 2022

4 Hasil Laporan Pandangan Mata dan Pemahaman Sederhana dari Emak Awam yang Anaknya Ikut Panahan

 

Ini adalah tahun ke empat, anak-anak saya mengikuti olahraga panahan secara serius. Dulu, waktu masih kecil, pernah belajar memanah, tapi hanya sekadar untuk senang-senang saja. Ketika kemudian anak-anak sendiri yang meminta, dan dirasa mereka sudah mulai bisa mempertanggungjawabkan permintaannya - dalam artian meminta sesuatu, maka harus serius mendalaminya - akhirnya dicarikan klub sekaligus mentor yang sekiranya cocok dengan kepribadian anak-anak.

Usia anak saya 9 tahun ketika serius memulai olahraga ini. Lanjut disusul kembarannya setengah tahun kemudian. Kurang lebih tiga bulan pertama, mereka harus belajar menyesuaikan teknik dengan busur yang nantinya akan dipakai dengan menarik karet atau busur kosong. Bosan? Jangan ditanya… melihat temannya yang sudah berdiri gagah di depan target untuk melepas anak panah, tentu mereka mengeluh ingin segera boleh memanah. Tapi tahapan ini penting untuk menyiapkan otot-otot yang nantinya akan digunakan untuk memanah. Jadi, sebaiknya jangan di-skip, ya..

Setelah dirasa teknik cukup mapan, mulailah menggunakan busur dengan anak panah. Jarak tembak awal hanya 10 meter, nanti… nanti setelah sudah mulai bisa grouping, baru naik di jarak 20 meter dan seterusnya.


Dengan anak-anak yang menyukai olah raga panahan, mau tidak mau orang tua juga harus mengerti sedikit banyak tentang tekniknya, cara kerjanya, berbagai macam aksesorisnya, dan lain-lain, untuk mendukung anak-anak, ya kan? Paling tidak, kalau diajak ngobrol jadi nyambung. Mosok anak curhat, orang tua cuma iya-iya aja, kan kurang asik jadinya…

Mulai deh, saya baca-baca beberapa artikel yang dirasa tidak terlalu berat untuk saya pahami mengenai olah raga ini. Dan secara kasat mata kelihatan dong ya, kalau ada beberapa hukum fisika yang bekerja ketika seseorang memanah.

Nah, ini nih, laporan hasil bacaan dan pandangan mata dari emak awam demi memahami kegemaran anak-anaknya.

1. Panahan adalah cabang olah raga yang menggunakan akurasi sebagai unsur utama yang harus dimiliki setiap atlet. Selain keakuratan dan insting, ada hukum fisika yang bekerja ketika seorang pemanah menarik busurnya untuk melepaskan anak panah.

2. Dalam panahan, ada istilah Archer’s Paradox, yaitu fenomena ketika anak panah dilepaskan ke arah kiri atau kanan keluar target, tapi akan kembali ke arah lurus target. Tentang Archer’s Paradox ini kita bahas lain waktu, ya… semoga tidak lupa… ^^

3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berada di posisi memanah:

a.    Poros Gerak dalam Panahan

Mekanika gerak yang terkait dalam panahan ada dua poros, yaitu poros I dan poros II.

Poros I adalah sikap bahu dan sikap lengan penahan busur satu garis lurus.


Poros II adalah posisi panah dan lengan penarik satu garis lurus. 

b.   Hukum Newton I (Kelembaman)

Sifat benda pada hukum ini cenderung mempertahankan keadaannya semula dengan sifat kelembaman atau kadar inersia yang sama.

Hukum kelembaman ini diterapkan dari sikap set-up, ketika mulai menarik. Tapi ada yang menyebutkan kalau Hukum ini mulai berlaku ketika dalam posisi holding untuk akhirnya melepaskan anak panah, dimana pemanah membutuhkan transfer ketegangan yang memungkinkan dari lengan atas dan tangan penarik ke otot bagian belakang.

c.    Hukum Newton II (Percepatan)

Percepatan yang diterima sebuah benda, berbanding lurus dengan kecepatan yang menyebabkannya.

Hukum ini menerapkan momen dari mulai menarik busur. Jadi sebetulnya akan lebih baik jika bisa menarik cepat, dalam garis lurus.

d.   Hukum Newton III (Aksi dan Reaksi)

Jika sebuah benda memberi gaya pada benda lain, maka benda itu akan mempengaruhi benda pertama tadi. Pengaruhnya sama besar, bisa searah atau berlawanan arah.

Dari prinsip tersebut, dapat disimpulkan kalau sebaiknya pemanah bisa mencapai posisi yang paling nyaman untuk mendapatkan keseimbangan ketika otot-ototnya bekerja memberikan gaya.

4.  Siklus menembak

a.    Set-up

Dalam memanah, tubuh dan peralatan harus diatur dalam posisi sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan bagi pemanah ketika melepaskan anak panah ke arah target. Misalnya: tungkai harus lurus, rileks, berat badan bertumpu pada kedua kaki, kedua kaki dibuka selebar bahu, bahu lurus dengan target. Postur seperti ini cenderung menghilangkan lengkungan pada punggung, meskipun nantinya posisi set-up masing-masing pemanah bisa berbeda tergantung pada kenyamanannya.

Ketika set-up sebaiknya pemanah agak condong sedikit ke arah target, untuk menghindari kecenderungan badan condong ke belakang ketika menarik tali busur.  

b.    Holding

Posisi ini sangat penting, yaitu ketika pemanah berhenti sejenak untuk mengumpulkan ketegangan, sampai bisa dicapai transfer ketegangan yang dibutuhkan ketika melepaskan anak panah. Biasanya untuk mencapai posisi diam yang krusial ini dibutuhkan waktu kurang lebih empat detik (berdasarkan melihat latihan anak-anak) sampai akhirnya klik, lalu melepaskan anak panah. Posisi ini yang biasanya paling sulit dicapai, karena akan ada berbagai kendala dari tremor, lengan yang kurang lurus, pandangan mata yang kurang tepat ke arah target, dan lain sebagainya. Tapi tentu saja akan bisa dicapai jika dilatih secara kontinyu.

c.    Release

Pelepasan anak panah pun membutuhkan teknik lanjutan yang tidak kalah penting. Harus mulus, sebisa mungkin tidak ada sentakan, supaya tidak merusak posisi holding yang sudah dicapai demi mengarah pada target. Release ini pun, akan sedikit berbeda-beda untuk jenis busur yang berbeda juga.


Yaaaaa.. sementara itu dulu rangkuman mengenai olahraga panahan. Karena ini dari sudut pandang emak yang awalnya buta panahan, jadi kalau ada salah-salah pengertian, boleh banget kalau mau dibetulkan.

Referensi bacaan dari segala sumber dan campur aduk dengan melihat latihan anak-anak.

Saturday, January 22, 2022

Kecepatan Lari Titus

 

-Untuk menghitung kecepatan, data yang dibutuhkan adalah jarak yang ditempuh dan waktu tempuhnya.-

 

Titus adalah seorang pelari cepat. Setiap hari dia berlatih bersama Pak Mardi, pelatihnya. Jarak yang ditempuh Titus setiap latihan adalah seratus meter, dua ratus meter, dan empat ratus meter, dengan waktu tempuh yang bervariasi. Untuk mengukur waktu lari Titus, Pak Mardi menggunakan stopwatch.

Sore itu, seperti biasa di lapangan, Pak Mardi menemani Titus berlatih. Sudah kali ketiga Titus berlari, Pak Mardi menunggu di garis finish.

 

“Ayo semangat, Tus! Kamu harus bisa memecahkan rekor waktu sebelumnya supaya bisa ikut Pekan Olah Raga Daerah, beberapa hari lagi,” kata Pak Mardi memberi dukungan.

Sampai di garis finish, Titus segera menghampiri Pak Mardi. “Berapa kecepatan lari saya, Pak?” tanya Titus.

“Ini catatan waktunya,” kata Pak Mardi sambil menunjukkan selembar kertas berisi waktu yang ditempuh Titus ketika berlari. “Ayo kita hitung kecepatannya bersama-sama,” lanjutnya sambil mencari tempat untuk berteduh.

“Untuk menghitung kecepatan, kita harus tahu jarak yang ditempuh dan waktu tempuhnya. Seperti yang ada di daftar ini.

 

Setelah datanya tersedia, kita gunakan rumus untuk menghitung kecepatan, sebagai berikut.” Pak Mardi membuat coretan di bagian kosong kertas.

 

Dengan rumus yang ditunjukkan Pak Mardi, mereka mulai menghitung kecepatan lari Titus. “Nah, sekarang ketemu kan, kecepatan larimu.

Di jarak 100 meter, dengan waktu tempuh 50 detik, kecepatannya 2 m/detik.

Di jarak 200 meter, dengan waktu tempuh 80 detik, kecepatannya 2,5 m/detik.

Di jarak 400 meter, dengan waktu tempuh 210 detik, kecepatannya 1,9 m/detik.

Kecepatan paling tinggi sementara adalah 2,5 meter/detik. Itu artinya, setiap satu detik kamu berhasil menempuh jarak 2,5 meter. Bagaimana, apa kamu sudah puas dengan hasilnya?” tanya Pak Mardi.

Titus terdiam sebentar, lalu berkata, “Kabarnya, Malin, juara pertama dari kota sebelah, mencetak waktu 35 detik di jarak 100 meter.”

“Kamu bisa hitung juga kan, kecepatannya?” sela Pak Mardi.

Titus mulai mencoret-coret di kertas kosong. “Kecepatan = jarak dibagi waktu = 100/35 = 2,85 m/detik.”

“Betul sekali! Pintar kamu, Tus,” sahut Pak Mardi.

 “Wah cepat juga, ya. Tapi tidak terlalu jauh dengan kecepatan lari saya. Kalau begitu, saya harus bisa berlari di jarak 100 meter dengan kecepatan kurang dari 35 detik, supaya bisa melebihi kecepatan lari Malin, ya Pak?” tanya Titus.

“Iyak, betul. Caranya bagaimana?” Pak Mardi memandangi Titus meminta jawaban.

“Semakin rajin berlatih dan tambah semangat, Pak!” Titus berseru dengan lantang sambil berlari meninggalkan Pak Mardi ke arah lapangan. Melanjutkan latihannya dengan penuh semangat.

Pak Mardi mengepalkan tinjunya ke udara. Di wajahnya tampak sesungging senyum bangga melihat anak didiknya yang giat berlatih.

 

***SELESAI***

Friday, January 14, 2022

Berbelanja Bersama Mili



Minggu depan akan ada pertemuan keluarga di rumah Mili. Ibu sedang bingung mau membuat kudapan spesial apa yang semua doyan. Ya Kakek-Nenek, ya Om-Tante, ya anak-anak dari yang besar sampai yang masih kecil.

“Bikin bolu gulung aja, Bu!” saran Mili. “Kakek dan Nenek kan suka sekali bolu gulung buatan Ibu.”

“Ah, iya benar. Waktu Ibu bawakan untuk oleh-oleh, Kakek dan Nenek pesan supaya dibuatkan lagi, ya?” sahut Ibu berbinar.

“Nah, supaya lebih mantap lagi, kita coba bikin dulu sekarang, Bu. Biar nanti Mili bantu cicipin. Lalu, minggu depan baru kita buat yang banyak,” rayu Mili sambil memasang wajah lucunya.

Ibu tertawa geli sambil mencubit pipi Mili. “ Ah, kamu bisa aja! Ya ayuklah, bantu Ibu membuatnya. Tapi sebelumnya, tolong Ibu membeli kekurangan bahannya, ya!” Ibu berdiri lalu mengambil dompetnya.

“Oke, siap, Bu!” jawab Mili.

Ibu mengangsurkan selembar lima puluh ribuan kepada Mili. “Tolong ke warung Bu Jamil, belikan 1 kg gula dan 2 kg tepung! Semoga uangnya tidak kurang. Tanyakan juga harga per kilogramnya, ya!”

“Oke, Bu. Mili berangkat sekarang,” kata Mili sambil meraih tas kain untuk berbelanja.

 


Tak lama kemudian, Mili sudah kembali dengan belanjaannya.

“Ini, Bu. 1 kg gula,” Mili mengeluarkan satu bungkus gula pasir. “Lalu 2 kg tepung,” sambung Mili sambil mengeluarkan dua bungkus tepung. “Lalu, ini kembaliannya,” kata Mili mengangsurkan uang delapan belas ribu rupiah.

“Jadi harga 1 kg gula dan 2 kg tepung, tiga puluh dua ribu rupiah ya, Mil?” tanya Ibu.

“Wah, Ibu pinter deh,” goda Mili sambil mengacungkan ibu jarinya.

Ibu tersenyum geli. “Lalu berapa harga per kilogramnya?”

“Yah, Mili lupa tanya, Bu. Mili balik ke warung Bu Jamil dulu, ya?”

“Sebentar-sebentar, ini di bungkusan tepung ada harganya, Mil! Rp. 10.000,-“ kata Ibu.

Mili memiringkan kepalanya berlagak seperti detektif sedang memikirkan sesuatu.

“Jadi kalau 1 kg gula + 2 kg tepung yang harganya Rp. 10.000,- = Rp. 32.000,-, maka harga 1 kg gula = 32.000 – 20.000 = Rp. 12.000,-. Betul kan, Bu?” tanya Mili.

“Wah, Mili pinter, deh!” ganti Ibu yang mengacungkan ibu jarinya. “Nah, sekarang mari kita mulai membuat bolu gulung.”

 

***

 

Lima hari kemudian. Mili sedang membaca buku, ketika Ibu menghampirinya.

“Mil, tolong belikan Ibu 3 kg gula dan 5 kg tepung, ya! Untuk membuat bolu gulung besok,” kata Ibu sambil memberikan uang Rp. 100.000,-.

“Oke, Bu. Secepat kilat Mili akan segera berangkat,” kata Mili.

Mili segera beranjak dari duduknya, menerima uang yang diangsurkan Ibu, lalu berlari cepat ke arah pintu.

Ibu hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah lucu putrinya.

 Tak sampai lima belas menit, Mili sudah datang dengan tas belanjaannya.

“Ini, Bu! 3 kg gula dan 5 kg tepung. Lalu ini kembaliannya,” Mili meletakkan selembar uang Rp. 10.000,- di atas meja.

Tapi ada yang aneh dari tingkah Mili, nih... Ibu melihat Mili, lalu melihat ke atas meja, lalu melihat Mili lagi.

Karena Mili makin tampak salah tingkah, Ibu bertanya, “Jadi seharusnya total dibayar berapa?”

“Hmmm… 3 kg gula yang harganya 12.000 + 5 kg tepung yang harganya 10.000 = Rp. 86.000,-. Kalau dibayar dengan Rp. 100.000,-, kembaliannya Rp. 14.000,-.” Mili menjawab perlahan sambil memandangi uang kembalian yang ada di atas meja.

Ibu menunggu kelanjutan jawaban Mili sambil tersenyum menggoda.

“Tadi di depan warung Bu Jamil, Mili lihat Dika menangis karena kepingin jajan cilok Mang Ujang. Karena kasihan, Mili belikan Dika cilok Rp. 2000,-,” sahut Mili perlahan.

“Wah, Mili baik,” sahut Ibu. “Lalu yang Rp. 2000,-?”

“Waktu lihat cilok Dika dibungkus, Mili kepingin juga. Jadi Mili ikutan jajan. Tapi, Bu, rencananya Mili akan langsung bilang Ibu, lho,” kata Mili dengan muka yang lucu.

Ibu makin gemas, “Nggak apa-apa kalau Mili bilang ke Ibu. Kalau sembunyi-sembunyi malah jadinya nggak jujur, kan!”

“Jadi Ibu nggak marah, kan?” tanya Mili sambil mencium pipi Ibu.

Ibu balas mencium pipi gemas Mili.

 


Tema: Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)


***SELESAI***

Saturday, January 8, 2022

Percikan Warna-warni Cantik Kembang Api

 

Halo, Teman-teman. Selamat Tahun Baru 2022! ^^

Masih awal bulan Januari, suasananya masih berasa tahun baru, ya! Berbicara soal tahun baru, ada yang tidak pernah ketinggalan di momen tutup dan buka tahun. Apa ya, kira-kira?

Iyes, betul sekali! KEMBANG API. Yang membuat suasana meriah, yang bikin melankolis, yang bikin romantis dan hangat. Uuuuu..

 


 

Nah, sekian tahun dan berulang kali menikmati kembang api, apakah teman-teman tahu cara kerja kembang api? Apa yang menjadikan kembang api indah, dan berwarna-warni?

Kembang api sangat berhubungan dengan ledakan, hanya saja, menggunakan bahan peledak yang berdaya rendah dan dirancang sedemikian rupa agar menghasilkan cahaya yang berwarna-warni, serta efek-efek yang menjadikan kembang api semakin tampak indah.

Hasil ledakan dari kembang api yang bisa kita rasakan berupa suara, cahaya, asap dan yang paling menghibur adalah taburan serbuk bintang yang berkilauan.

 

Cara Kerja Kembang Api

Kembang api menggunakan bahan peledak yang berdaya ledak ringan, seperti belerang atau hidrokarbon padat. Bahan peledak ini dicampur dengan serbuk bintang, lalu dimasukkan ke dalam selongsong kertas yang diberi sumbu. Apabila sumbu dibakar, api akan membakar bahan peledak, lalu kembang api melesat ke udara dan terjadilah ledakan. Selanjutnya, ledakan itu akan membakar serbuk bintang dan bahan pewarna yang apabila terbakar akan menghasilkan percikan api bercahaya dan berjurai-jurai yang indah berwarna-warni.

 

Warna-warni Kembang Api

Warna-warni yang dihasilkan dari ledakan kembang api itu sendiri berasal dari senyawa-senyawa yang dimasukkan dalam serbuk bintang. Tiap warna yang dihasilkan membutuhkan senyawa yang berbeda-beda.

Misal senyawa logam tembaga (Cu) untuk warna biru, Stronsium (Sr) dan garam litium untuk warna merah, Barium (Ba) untuk warna hijau, Natrium (Na) untuk warna kuning, dan lain-lain.

 

Untuk kembang api yang digunakan pada acara-acara besar, biasanya ledakannya dibuat berkali-kali. Kembang api yang semacam itu, pewarnaannya dibuat berlapis. Caranya: bahan peledak dicampur dengan senyawa logam tembaga untuk warna biru, lalu dilapisi dengan bahan peledak yang dicampur dengan Stronsium untuk warna merah, dan seterusnya jika ingin banyak lapisan. Kembang api berlapis ini, jika dibakar sumbunya akan meledakkan lapisan pertama, lalu akan membakar sumbu lapisan kedua, mengakibatkan ledakan, lanjut membakar sumbu lapisan ketiga dan seterusnya. Jika ingin ledakan susulan sedikit lebih lama, sumbu dibuat lebih panjang supaya waktu ledakan mempunyai jeda yang diinginkan.

Selain kembang api dengan ledakan berlapis, ada juga yang sekali meledak langsung berwarna-warni. Untuk kembang api semacam ini hanya membutuhkan satu bahan peledak tapi dicampur dengan pewarna yang bermacam-macam. Jika meledak, warna yang dihasilkan akan beragam.

Selain senyawa logam yang memberi warna-warni indah pada kembang api, ada juga yang digunakan untuk memperindah tampilan kembang api, misal untuk memberi efek kilatan perak, kerlap-kerlip, asap yang berwarna-warni, dan lain-lain.

 

 
Foto oleh Kuananta Astra, sudah pernah diikutkan lomba foto sains.

 

Ada kembang api besar yang mewah, ada juga kembang api sederhana yang aman dimainkan anak-anak. Sudah pernah menyalakannya, kan? Iyes, kembang api stik, namanya.

Kembang api ini bisa juga dibuat sendiri, lho. Selain cara pembuatannya yang cukup sederhana, bahan-bahan yang digunakan pun mudah didapatkan, bisa dibeli di toko bahan kimia atau berbelanja secara online.

Berikut bahan yang digunakan untuk membuat kembang api stik:

  • 6 gram serbuk besi baja
  • 1 gram belerang/ sulfur
  • 1 gram serbuk arang dari kayu/ charcoal
  • 9 gram serbuk sedawa (potasium nitrat)
  • Kawat tali
  • 10 cc lem kayu

Cara membuatnya:

  1. Haluskan dan campurkan serbuk besi baja, belerang, serbuk charcoal dan serbuk sedawa.
  2. Siapkan wadah plastik yang telah di isi dengan lem kayu.
  3. Celupkan kawat ke lem kayu, lalu celupkan ke campuran bahan-bahan yang telah dihaluskan tadi.
  4. Angkat dan tunggulah sampai kering.
  5. Bakar ujung stik yang telah dilapisi campuran, untuk menyalakan kembang api.

Tips menyalakan kembang api: jangan gunakan pemantik untuk membakar kembang api untuk menghindari luka bakar. Akan lebih baik jika menggunakan lilin supaya ada jarak ketika terjadi percikan.

Nah, teman-teman, jadi tahu kan bagaimana terjadinya warna-warni indah kembang api di angkasa. Dan, kita bisa mencoba sendiri membuat kembang api stik untuk dimainkan bersama keluarga.

Salam hangat..

 

Referensi:

sainskimia.com, Thohari Anwar, 2016. Ilmu Kimia dalam Warna Kembang Api.

pinterpandai.com, 2019. Kembang Api - Pengertian, Dampak, Bahan Kimia, Pembuatan, Warna.

ciptaantangan.com. Cara Membuat Kembang Api Murah dan Sederhana.

Berkemah Seru dan Kesebangunan

  Bis yang ditumpangi siswa-siswi kelas enam SD Tegalrejo berhenti di Bumi Perkemahan Mandala. Anak-anak berebutan keluar, ingin segera meni...