Search This Blog

> Belajar Matematika dan Sains Menyenangkan

Friday, August 8, 2025

Ngumbulne Layangan

 

Di Jawa Tengah sedang musim ngumbulne layangan atau menerbangkan layang-layang. Hampir setiap sore, apalagi ketika hari cerah, anak-anak berlarian dengan layang-layang di punggungnya. Mencari tanah lapang untuk ngumbulne layangan. Kalau ada layang-layang yang putus, mereka pun segera beramai-ramai mengejarnya. Awas, ya, hati-hati dengan benang layangan. Bagaimana di tempatmu?



“Bu, Agus mau main layangan sama Budi,” pamit Agus sambil meletakkan tas sekolahnya, bergegas akan mengambil layangannya.

Ibu langsung memegang tangan Agus ketika terburu-buru melewatinya. “Makan dulu!”

Melihat wajah Ibu serius, Agus bergegas ke meja makan tanpa membantah. Mengambil nasi, lauk, dan sayur, lalu duduk manis, makan dengan segera.

“Jangan terburu-buru, nanti tersedak,” kata Ibu sambil duduk di sebelah Agus. Dituangkannya segelas air putih, lalu diletakkan di depan piring Agus.

Agus mengangguk perlahan, lalu mulai mengatur ritme makannya. Mengunyah dengan baik, tidak tergesa. “Oiya, tadi ulangan matematika Agus dapat seratus, Bu.” Agus tersenyum sambil memamerkan giginya yang besar-besar. Di selanya terselip sayur yang belum terkunyah.

Ibu tertawa kecil. Geli karena gigi Agus, ikut senang karena Agus mendapat nilai bagus. “Hebat, tidak sia-sia tiap hari belajar bersama Budi, ya.”

Agus tersenyum malu-malu mendengar gurauan Ibu. Memang benar, Agus setiap hari belajar bersama Budi. Tepatnya belajar sambil bermain.

Ketika seminggu yang lalu Agus pulang sambil menangis, “Bu, Agus kesusahan mengerjakan tugas matematika. Agus nggak bisa. Minggu depan ulangan, Agus mau bolos aja,” kata Agus pada ibunya.

“Lho kenapa? Apa yang susah?” tanya Ibu.

Agus menunjukkan hasil pekerjaannya di sekolah. Pelajaran matematika tentang menghitung luas layang-layang dan belah ketupat.

Ibu membaca sekilas hasil pekerjaan Agus, lalu teringat, biasanya setiap sore Agus akan berpamitan untuk bermain dengan Budi. Ibu mengambil selembar kertas, meteran, dan pensil. Membuat sebuah tabel di kertas tersebut, lalu menunjukkan pada Agus.

“Agus sebentar lagi main dengan Budi?” tanya Ibu yang disambut anggukan Agus. “Lihat tabel ini. Nanti Agus ajak Budi ke lapangan di depan, tempat ramai teman-temanmu bermain layang-layang. Coba, nanti kalau ketemu teman yang membawa layangan, diukur satu per satu, sesuai dengan rumus yang sudah diberi Bu Guru. Lalu cari berapa luasnya. Agus tulis di sini,” jelas Ibu.

“Kayaknya seru, Bu.” Agus bergegas makan siang, lalu mengambil layang-layangnya. Mengukurnya dengan cermat.

Panjang diagonal 1 = d1 = 30 cm

Panjang diagonal 2 = d2 = 50 cm

Luas layang-layang = ½ x d1 x d2 = ½ x 30 x 50 = 750 cm2.


 


“Begini ya, Bu?” Agus selesai menghitung setelah dibantu sedikit oleh Ibu.

“Betul sekali. Sekarang tulis di tabel,” sahut Ibu.

Selesai menulis, Budi datang untuk mengajak Agus bermain. Agus dan Budi berpamitan, lalu segera menuju ke lapangan.

Di lapangan ramai teman-teman Agus berdatangan membawa layangan. Tampak Agus menunjukkan tabel yang dibawanya, lalu mengukur layang-layang temannya yang belum diterbangkan. Hari itu Agus dan Budi sibuk sekali.

Lelah mengukur dan menghitung, Agus dan Budi duduk memandangi banyak layangan berkelok-kelok di angkasa.

Ada beberapa orang dewasa yang sedang mengadu layangan. Agus harus berhati-hati dengan benang layangan untuk aduan, karena sangat tajam. Mereka yang selesai bermain juga dengan sadar membereskan sisa-sisa potongan benang, supaya tidak menjerat pejalan kaki yang melintas di lapangan.

Matahari mulai kemerahan, Agus dan Budi bersiap pulang. Bersemangat Agus hendak menunjukkan hasil hitungannya untuk diperiksa Ibu.

 

**SELESAI** 

No comments:

Post a Comment

Luas Permukaan Dinding Kamar Mia

  Mia sedang membaca buku ketika ada yang terjatuh dari dinding kamarnya. “Apa ya, itu? Jangan-jangan cicak jatuh, atau kecoak terbang,” g...