-Perbandingan Senilai adalah perbandingan dua besaran yang apabila nilai satu variabel meningkat, maka nilai variabel yang lain juga meningkat.-
“El, Mama dapat tugas untuk mempercantik blog komunitas, nih. Bikinnya pakai aplikasi apa?” tanya Mama yang memang agak gagap teknologi. Maklum sudah tua susah mengikuti perkembangan zaman.
Ella mendekati Mama, lalu duduk di sampingnya sambil membuka gadget. “Ini, nih Ma, yang sekarang banyak dipakai. Cara mempercantik blog menggunakan Canva. Gampang dan cepat,” sahut Ella sambil menunjukkan aplikasinya. “Aku juga pake aplikasi ini buat desain undangan pop-up untuk pameran di sekolah, lho.”
Ella mengajari Mama sebentar, lalu bisa deh utak-atik sendiri.
“Wah, ternyata gampang, ya! Dan asyik juga bisa membuat macam-macam menggunakan aplikasi ini,” sahut Mama sambil mengagumi hasil karyanya sendiri. “Oiya, kemarin kamu bikin undangan berenam dengan temanmu, dalam satu hari jadi berapa buah?” tanya Mama.
Ilustrasi pernah dipakai di web Rumpun Aksara
“Kemarin dikerjakan enam orang, sehari jadi dua puluh empat undangan, Ma,” jawab Ella.
“Padahal butuh berapa undangan untuk pameran nanti?’ tanya Mama lagi.
“Acaranya lusa, waktu mengerjakannya tinggal besok. Masih butuh empat puluh delapan undangan lagi,” sahut Ella.
“Wah, harus menambah bala bantuan dong, ya! Kira-kira berapa orang bisa selesai mengerjakan empat puluh delapan undangan?” Mama mengernyitkan dahinya, serius menghitung.
“Nah, ini nih, Ma. Kita bisa menghitungnya pakai Perbandingan Senilai,” kata Ella.
“Perbandingan apa?” Mama makin bingung.
“Perbandingan Senilai,” jawab Ella. ”Ada yang namanya Perbandingan Berbalik Nilai, ada juga Perbandingan Senilai. Perbandingan Senilai adalah perbandingan dua besaran yang apabila nilai satu variabel meningkat, maka nilai variabel yang lain juga meningkat.“ jelas Ella.
“Contohnya, ya ini. Perbandingan banyaknya orang yang mengerjakan dengan undangan yang akan dibuat. Semakin banyak orang yang mengerjakan, maka undangan yang dihasilkan akan makin banyak. Di kasus orang versus undangan, begini perhitungannya:
6 orang ➞ 24 undangan
n orang ➞ 48 undangan
Menghitungnya tinggal dikali silang aja, Ma.
6 x 48 = n x 24
288 = n x 24
n = 288/24
n = 12 orang
Jadi untuk membuat empat puluh delapan undangan, dibutuhkan dua belas orang yang mengerjakan.”
“Wah, praktis juga ya, kalau bisa dihitung seperti itu. Jadi bisa langsung memperkirakan banyak orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan sesuatu,” kata Mama.
“Iya betul, Ma! Perhitungan perbandingan senilai ini juga bisa diaplikasikan untuk perhitungan semacam ini:
1. Perbandingan antara jumlah barang dan harga barang.
2. Perbandingan antara jarak tempuh kendaraan dengan waktu tempuhnya.
3. Perbandingan antara jumlah pekerja dengan upah yang harus dibayarkan.
4. Perbandingan antara bahan pembuat makanan dengan jumlah makanan yang dihasilkan.
Dan masih banyak perbandingan senilai lainnya,” jelas Ella.
“Untuk koki, atau ibu-ibu ketika mau membuat kue atau masakan. Tinggal hitung berapa resep yang mau dibuat kalau mau bikin jumlah kue atau masakan sekian banyak. Betul, kan?” timpal Mama ikut memberi contoh soal perbandingan senilai.
“Yak, betul sekali, Ma!” Ella mengangkat dua ibu jarinya ke arah Mama. “Nah, karena sekarang Mama sudah bisa mengutak-atik Canva sendiri, dan sebagai bonus bisa menghitung perbandingan senilai, aku mau lanjut membuat undangan lagi, ya. Sekalian mau cari bala bantuan dua belas orang itu tadi, supaya undangan selesai tepat waktu untuk acara lusa.”
“Oke, sayang. Thank you, ya!” sahut Mama sambil mengecup lembut pipi Ella.
***SELESAI**
Dulu saya sering kesulitan mengerjakan soal materi perbandingan terbalik. Sekarang jadi paham. Makasih Mba.. 👍
ReplyDeleteaku jadi inget perhitungan produktivitas waktu kerja dulu. karena aku kerja di bagian produksi, efektivitas tenaga kerja dan hasil produksi, hehehe. bagus juga ya ceritanya kak, dengan cara begini bisa ajak anak belajar matematika juga.
ReplyDeleteGa ngerti si, kaka tulisanya bagus2...
ReplyDeleteJadi makin syenang belajar matematika. Ilmu perbandinganpun makin tokcer nih mba. Thankyou for sharing, mba.
ReplyDeleteIh selalu keren artikel Mbak Octa. Jadi yang baca sekaligus belajar 😁
ReplyDeletesemakin mudah dimengerti dengan soal cerita seperti ini, aplikatif jadi mudah dibayangkan
ReplyDeleteKece banget emang Mba Octa, ya. Jadi, suka terlintas ide cerita seru lainnya dari baca naskah Mba Octa :D
ReplyDeleteKeren sekali kak alur ceritanya. Tidak habis fikir bisa seseru itu ceritanya sambil belajar juga jadinya.
ReplyDeleteMatermatika emang asik klo pake cerita. Ilmu logikanya lbh mdh dipahamu klo lewat pendekatan narasi
ReplyDelete